Pages

GAGASAN : PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK DALAM PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI PROGRAM “MENUJU SEHAT BERSAMA”

Gizi buruk merupakan keadaan tubuh yang mengalami kekurangan gizi dari kebutuhan normalnya. Hal ini terjadi karena asupan makanan yang kurang mencukupi kebutuhan nutirsi, kurangnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya asupan gizi dan kurangnya pendidikan tentang penanganan gizi buruk. Kasus gizi buruk di Indonesia sangat memprihatinkan. Ada 360 judul berita gizi buruk, setidaknya sepanjang satu tahun terakhir dan ratusan kasus gizi buruk di berbagai daerah lainnya. Perempuan dan anak-anak adalah yang biasa dan umumnya mengalami gizi buruk.Terutama pada anak-anak yang sangat rentan terhadap gizi buruk. Gizi buruk menyebabkan 56% kematian dari 11 juta anak diseluruh dunia sebelum mencapai usia 5 tahun (UNICEF,2007).
Di indonesia, 80 persen penderita gizi buruk berada di pedesaan terutama wilayah terpencil yang belum banyak terjangkau pendidikan. Selama pembangunan pemerintah belum menyentuh hingga ke areal pelosok, maka kasus gizi buruk dikhawatirkan akan tetap tinggi. Pada daerah pelosok tingkat pendidikan ibu yang kurang, sangat mempengaruhi kualitas asuhan gizi anak termasuk pemberian Air Susu Ibu dan pemberian makanan bayi serta anak. Peran penyuluh kesehatan harus dioptimalkan dalam memberi pemahaman pada para ibu di Indonesia yang sebagian besar harus diakui masih berpendidikan rendah. Masyarakat juga harus terlibat didalamnya agar pemahaman tentang gizi buruk bisa teratasi meskipun tidak terdapat petugas kesehatan didaerah terpencil dan bisa membantu masyarakat dalam memenuhi cakupan gizi. Biasanya, masyarakat terutama kaum ibu kurang paham akan pemberiaan makanan yang bergizi bagi anak, diperlukan peran masyarakat dalam menanggulangi persoalan gizi.
Didalam pemberdayaan pada penanggulangan gizi buruk, petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu. Misalnya Camat, lurah, kepala adat, ustad, dan sebagainya. Kemudian tim kesehatan mendelegasikan sebagian tim kesehatan untuk turun langsung ke masyarakat melalui program “MENUJU SEHAT BERSAMA”, program ini sebagai cara memberikan informasi tentang gizi buruk dan penanggulan gizi buruk. Anak yang bertubuh sehat biasanya memiliki gizi yang baik. Salah satu penyebab kondisi anak yang kurang sehat adalah karena asupan nutrisi yang kurang seimbang. Kondisi tersebut tidak bukan hanya disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi, tetapi juga kurangnya kesadaran dan pengetahuan ibu-ibu dan masyarakat tentang nutrisi, dan pola makan, sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan buah hatinya.
Dengan melalui program “MENUJU SEHAT BERSAMA”, diperkenalkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan gizi yang harus diberikan kepada anak supaya kasus kejadian gizi buruk tidak terjadi. Program ini mempertemukan ibu-ibu pkk dengan petugas kesehatan, disaat ada pertemuan seperti arisan, petugas memberikan informasi tentang masalah gizi buruk, nutrisi yang tepat untuk gizi buruk dan cara penanggulangan gizi buruk. Kemudian petugas kesehatan memberikan feedback kepada ibu-ibu PKK dengan memberikan pertanyaan kepada ibu PKK. Setelah itu, petugas kesehatan memperkenalkan tentang program yang akan digagasnya dan meminta persetujuan dari ibu-ibu PKK.
Program “MENUJU SEHAT BERSAMA” ini berisikan tentang memberikan resep nutrisi yang tepat untuk ibu-ibu dalam menyajikan makanan yang sehat untuk anaknya. Disitu, ibu-ibu PKK dikumpulkan dan diberikan resep-resep tentang makanan sehat kemudian dipraktekan dilapangan seperti demo memasak. Ibu-ibu dipersilahkan untuk mencoba memasak makanan yang sehat dengan didampingi oleh petugas kesehatan. Petugas kesehatan memberikan resep makanan yang mudah yang bisa dipraktekan oleh ibu-ibu sehingga ibu-ibu tidak mengalami kesulitan jika dipraktekan dirumah sehingga cakupan gizi pada buah hati mereka tercukupi. Proses ini akan lebih efisien jika ibu-ibu bisa bertahan dalam mempraktekan dirumah masing-masing.
Setelah, program ini selesai diharapkan masyarakat menyetujui program ini agar program ini bisa menjadi gagasan utama dalam menanggulangi kasus gizi buruk. Pemberdayaan pada ibu-ibu PKK sangat diperlukan sekali karena anak yang kekurangan gizi disebabkan dari kurangnya pengetahuan ibu-ibu terhadap gizi. Untuk Evaluasi program ini diserahkan kepercayaannya kepada ibu-ibu dalam menangani gizi buruk yang sudah dijelaskan didalam program “MENUJU SEHAT BERSAMA” dan diharapkan masyarakat bisa memahami pengetahuan yang diberikan sehingga ibu-ibu PKK bisa mempraktekan sendiri didalam rumah atau dimanapun dalam menjaga kesehatan mereka sendiri, sedangkan petugas kesehatan akan memantau perkembangan ibu-ibu PKK dalam menanggulangi gizi pada anak mereka. Setidaknya masyarakat bisa beperan secara mandiri dalam mengenali kesehatan mereka. Prinsip pemberdayaan ini menumbuh kembangkan potensi masyarakat, mengembangkan gotong-royong masyarakat, menggali kontribusi masyarakat, menjalin kemitraan.
Pemberdayaan akan terlaksana dengan baik dengan indikator hasil pemberdayaan masyarakat, berupa Input, yang meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat tersedia, kemudian Proses, meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, dan pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan, Output, meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum di masyarakat, dan Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta meningkatkan status gizi masyarakat. Jika ke empat indikator hasil pemberdayaan masayarakat berhasil dilakuakan bisa memberi dampak yang baik bagi kesehatan masyarakat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan status kesehatannya menjadi lebih baik dengan menggunakan prinsip pemberdayaan dimana petugas kesehatan berperan untuk memfasilitasi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuannya untuk memelihara dan meningkatkan status kesehatannnya. Pemberdayaan masyarakat terutama pada ibu-ibu PKK melalui program “MENUJU SEHAT BERSAMA” berpotensi lebih efektif dan tepat dalam menangani masalah gizi buruk karena ibu-ibu bisa mencontoh dan mempraktekan (terjun langsung) dalam menyediakan makanan yang sehat bagi anaknya.
Masalah kesehatan memang menjadi masalah awal didalam masyarakat. Tak dipungkuri bahwa masalah kesehatan bisa memberi dampak bagi masyarakat dalam sosial mereka. Bayangkan jika ada salah satu dari masyarakat tersebut mengalami masalah kesehatan maka tidak ada keutuhan dalam membangun masyarakat yang sehat. Dengan adanya program kesehatan masyarakat ini yaitu program “MENUJU SEHAT BERSAMA”, masyarakat akan lebih merasa terbantu dan ikut senang dalam membantu masalah kesehatan mereka. Super sekali jika kita bisa memberikan ilmu kepada orang-orang yang kekurangan ilmu dan super sekali jika ilmu kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Hidup ini akan lebih berguna jika kita bisa memberikan yang lebih berguna dan bermanfaat bagi orang lain. 

Oleh : Maulina Ema
Sumber : kompasiana.com

Sambut Hari Air Sedunia, Ibu-Ibu Bersih-Bersih Ciliwung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka merayakan hari air sedunia yang diperingati setiap 22 Maret, sejumlah ibu-ibu rumah tangga bergotong royong membersihkan sampah di Kali Ciliwung.
Dengan menggunakan perahu karet, ibu-ibu ini juga menyusuri Kali Ciliwung yang melintasi wilayah Kelurahan Karet, Jakarta Pusat untuk membersihkan sampah di kali.
Para ibu yang tergabung dalam komunitas Ibu Bercahaya Unilever ini juga mengedukasi warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung untuk bijak menggunakan air dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, penggunaan air yang paling banyak terdapat pada kegiatan rumah tangga seperti mencuci.
"Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan target melakukan penghematan satu miliar liter air dalam setahun," ujar Risyantie Wulansari, koordinator 'Komunitas Ibu Bercahaya', di Jakarta, Kamis (21/3).
Salah satu anggota 'Komunitas Ibu Bercahaya', Aan Rianawati mengatakan penghematan air dapat dilakukan mulai dari langkah sederhana, misalnya menggunakan air tampungan hujan untuk menyiram tanaman.
Menurut dia, bila ibu rumah tangga menggunakan air dengan cermat, maka setiap rumah bisa menghemat 50 liter air per hari. Manfaat lainnya yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tarif listrik juga lebih sedikit.
Firdaus Ali, Anggota Dewan Sumber Daya Air yang juga Ketua Indonesia Water Insitute mengatakan Pulau Jawa yang dihuni 65 persen penduduk Indonesia, hanya memiliki 4,5 persen total cadangan air nasional.
Kebutuhan air di Jakarta sendiri mecapai 550 juta meter kubik setiap tahunnya. Namun, dari kebutuhan sebesar itu, hanya 36 persen saja yang bisa dipenuhi otoritas penyedia air bersih.
"Ketidakseimbangan ini mendorong penyedotan air tanah dalam, akibatnya wilayah krisis air bersih meningkat dan penurunan tanah di wilayah Jakarta mencapai empat hingga 26 centimeter per tahun," ujar dia.
Karena itulah, upaya penghematan air menjadi demikian penting untuk menjaga ketersediaan air bersih. Selain itu, dengan bijak menggunakan air juga dapat mendorong terciptanya kelestarian dan kesehatan di lingkungan sekitar.
Reporter : Halimatus Sa'diyah
Redaktur : Djibril Muhammad